Anies Baswedan Luncurkan Ormas Antara Gerakan Sosial dan Manuver Politik Jangka Panjang
![]() |
Jakarta – Setelah kontestasi politik nasional yang sengit di Pemilu 2024, mantan Gubernur DKI Jakarta sekaligus calon presiden, Anies Rasyid Baswedan, kembali menjadi sorotan publik. Bukan karena jabatan politik baru, melainkan karena langkah strategisnya dalam meluncurkan dua organisasi masyarakat (ormas) yang memantik perhatian luas: Gerakan Rakyat dan Aksi Bersama.
Deklarasi dan peluncuran kedua ormas ini mengundang pertanyaan dari berbagai pihak: apakah ini murni gerakan sosial pasca-pemilu? Ataukah ada muatan politik jangka panjang yang disiapkan dengan cermat?
Artikel ini akan mengupas secara mendalam tujuan pembentukan ormas oleh Anies, karakter masing-masing gerakan, serta kemungkinan kepentingan politik mendatang yang menjadi latar belakang strateginya.
Ormas Gerakan Rakyat, Anis Sebagai Inspirasi.
Pada Februari 2025, relawan dan simpatisan Anies Baswedan secara resmi mendeklarasikan organisasi masyarakat Gerakan Rakyat di Jakarta. Acara tersebut dihadiri langsung oleh Anies dan sejumlah tokoh yang selama ini menjadi bagian dari tim pemenangan Pilpres 2024.
Meski Anies tidak menjabat sebagai ketua atau pengurus inti, kehadirannya dalam deklarasi dan penyematan status sebagai "tokoh inspirasi" menandakan keterkaitannya yang kuat dengan gerakan ini.
Gerakan Rakyat dipimpin oleh Sahrin Hamid, juru bicara Anies di masa kampanye lalu. Fokus utama ormas ini adalah pendidikan politik rakyat dan peningkatan partisipasi publik dalam pembangunan sosial.
Ormas ini memiliki program andalan bernama Spartan (Sekolah Politik Kerakyatan Nusantara), yang bertujuan mendidik masyarakat agar lebih kritis terhadap kebijakan publik dan aktif dalam pengambilan keputusan di tingkat lokal.
Gerakan ini juga mempromosikan nilai-nilai keadilan sosial, kesetaraan, serta pentingnya kontrol publik terhadap penyelenggaraan negara. Dalam berbagai pernyataannya, pengurus Gerakan Rakyat menegaskan bahwa ini adalah kelanjutan dari aspirasi perubahan yang diusung oleh Anies dalam Pilpres lalu.
Ormas Aksi Bersama, Ormas Yang Dibentuk Anis
Tak berhenti pada Gerakan Rakyat, pada 14 Mei 2025 Anies secara langsung meluncurkan organisasi baru bernama Aksi Bersama di Pandeglang, Banten. Peluncuran ini dilakukan secara simbolis melalui peresmian Jembatan Titian Persatuan Cikembang, hasil gotong royong warga bersama tim relawan.
Anies dalam pidatonya menyebut bahwa Aksi Bersama hadir sebagai wujud niat baik yang dikonversi menjadi tindakan konkret. Ia menegaskan bahwa perubahan tidak cukup hanya dibicarakan, tetapi harus diwujudkan melalui kolaborasi sosial.
Ormas ini lebih berorientasi pada kerja nyata di masyarakat, seperti pembangunan infrastruktur kecil, pendampingan usaha mikro, dan peningkatan kualitas pendidikan di desa-desa. Struktur organisasinya mengedepankan partisipasi warga dari tingkat akar rumput dan minim hirarki.
Dengan pendekatan yang populis dan berbasis kebutuhan lokal, Aksi Bersama dengan cepat menarik perhatian publik sebagai model baru gerakan sosial-politik di Indonesia.
Misi Sosial atau Manuver Politik Ormas Milik Anis Baswedan?
Kedua ormas yang terkait dengan Anies Baswedan ini memang membawa misi sosial di permukaannya. Namun, berbagai pengamat politik menilai ada dimensi strategis yang jauh lebih besar di balik gerakan ini, terutama bila dikaitkan dengan masa depan politik Anies.
Sebagai sosok yang berhasil menembus tiga besar dalam Pilpres 2024 dan memiliki basis dukungan kuat di perkotaan maupun kalangan intelektual, Anies memiliki potensi besar untuk kembali maju di Pilpres 2029. Oleh karena itu, peluncuran ormas bisa dilihat sebagai bagian dari konsolidasi jangka panjang.
5 Alasan Anis Baswedan Membuat Ormas.
1. Konsolidasi Basis Relawan dan Pemilih
Pasca Pilpres 2024, banyak relawan merasa kehilangan arah dan wadah untuk melanjutkan perjuangan. Ormas menjadi jawaban dari kebutuhan ini. Melalui Gerakan Rakyat dan Aksi Bersama, struktur relawan yang sudah terbentuk tidak bubar begitu saja, melainkan disalurkan ke dalam kegiatan sosial dan pendidikan politik.
Konsolidasi ini sangat penting agar jaringan tetap hidup hingga momentum politik berikutnya tiba.
2. Menjaga Relevansi Politik
Tanpa jabatan resmi, seorang tokoh politik rawan kehilangan sorotan publik. Namun, dengan memimpin atau menginspirasi organisasi masyarakat, Anies tetap bisa muncul di media, bertemu warga, dan menyuarakan agenda perubahan secara berkelanjutan.
Ini merupakan strategi cerdas untuk tetap relevan dalam diskursus politik nasional tanpa harus duduk di kursi kekuasaan.
3. Membentuk Infrastruktur Politik Akar Rumput
Dengan menanamkan gerakan sosial hingga tingkat desa, Anies sejatinya sedang membangun infrastruktur politik dari bawah ke atas (bottom-up). Ini bisa menjadi kekuatan elektoral yang sangat signifikan saat Pilpres 2029 atau Pemilu Legislatif mendatang.
Ormas menjadi “kendaraan” yang bisa bertransformasi menjadi partai, koalisi, atau gerakan pemenangan di masa depan.
4. Membina Kader dan Calon Pemimpin Baru
Program seperti Spartan dan aksi gotong royong komunitas bukan hanya bentuk pelayanan sosial, tetapi juga menjadi ladang pengkaderan calon pemimpin lokal. Ini akan memperkuat jaringan pengaruh Anies secara horizontal di berbagai daerah.
5. Simbol Kepemimpinan Moral
Anies membangun citra sebagai pemimpin yang tidak hanya haus kekuasaan, tetapi juga peduli pada rakyat dan aktif dalam perubahan nyata. Dengan aktif di kegiatan ormas, ia tampil sebagai pemimpin moral dan intelektual, bukan sekadar politisi oportunis.
Ormas Buatan Anis Baswedan Tua reaksi
Peluncuran ormas ini menuai beragam reaksi. Sebagian mengapresiasi langkah Anies sebagai bentuk inovasi dalam membina gerakan sosial berbasis nilai. Banyak akademisi menyebut pendekatan ini sebagai transformasi politik pasca-demokrasi elektoral, di mana tokoh publik tetap bisa berpengaruh tanpa harus berada di kursi formal kekuasaan.
Namun, kritik juga muncul dari sejumlah pihak yang menilai bahwa langkah ini hanyalah kamuflase politik untuk kepentingan elektoral masa depan. Mereka menyebut bahwa ormas semacam ini berpotensi dijadikan alat mobilisasi massa menjelang pemilu.
Meski demikian, tidak ada pelanggaran hukum dalam pendirian ormas tersebut, dan hingga saat ini kegiatan yang dilakukan sepenuhnya legal dan berbasis partisipasi sukarela.
Pembentukan ormas oleh Anies Baswedan merupakan langkah yang cerdas, strategis, dan multifungsi. Di satu sisi, gerakan ini memenuhi kebutuhan masyarakat akan aksi nyata, pendidikan politik, dan gotong royong. Namun di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa ada kepentingan politik jangka panjang yang melatarbelakanginya.
Anies tampaknya sedang membangun panggung baru di luar jalur partai—jalur yang lebih fleksibel, populis, dan langsung menyentuh rakyat. Jika langkah ini terus dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin ormas-ormas ini akan menjadi fondasi kuat bagi langkah politik Anies di 2029 dan seterusnya.
Dalam politik, membaca strategi di balik tindakan adalah hal yang penting. Dan dalam kasus ini, Anies Baswedan sekali lagi menunjukkan kemampuannya sebagai politisi yang piawai membaca waktu, peluang, dan arah angin.
Penulis: Tim Redaksi RadioKonoha.Com
Rate This Article
Thanks for reading: Anis Membuat Ormas Baru, Apa Untuk Pilpres Mendatang ?, Sorry, my English is bad:)
